Rabu, 05 Desember 2012
bansi
Bansi Bentuknya Pendek dan memiliki 7 lubang dan dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar. Dibandingkan dengan alat musik tiup lainnya, yang ditemukan di daerah Sumatera Barat, Bansi memiliki nada yang lebih lengkap. Hal ini dapat terjadi karena Bansi mempunyai jumlah lobang nada yang lebih banyak, yaitu 7 buah. Dengan demikian, Bansi dapat menyanyikan lagu-lagu baik yang bersifat tradisional maupun modern. Dilihat dari segi bentuknya, Bansi berukuran lebih pendek daripada Saluang. Panjangnya lebih kurang 33,5 – 36 cm dengan garis tengah antara 2,5—3 cm. Bansi juga terbuat dari talang (bambu tipis) atau sariak (sejenis bambu kecil yang tipis).
Alat musik Bansi ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam memainkannya, baik cara memainkannya / meniupnya maupun karena bentuknya yang panjang sehingga susah dijangkau jari.
Saluang (alat musik bambu asli dari indonesia)
Saluang adalah alat musik khas Minangkabau Sumatra Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu talang yaitu bambu talang untuk jemuran ataupun bambu talang yang ditemukan hanyut di sungai. Kedua jenis bahan saluang tadilah yang diyakini masyarakat Minangkabau sebagai bahan yang paling bagus. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm.
Cara memainkan saluang ini yaitu dengan ditiup, akan tetapi dengan latihan khusus pemain saluang dapat memainkan saluang dengan ditiup dan saat menarik nafas. Sehingga bunyi taluang ini dapat dimainkan dari awal sampai akhir tanpa putus. Lagu-lagu dari saluang inipun memiliki ciri khas tersendiri dari berbagai daerah / nagari yang ada di Minangkabau. Ciri khas saluang tersebut diantaranya adalah ciri khas Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah.
Konon peniup saluang dahulu kala memiliki mantera / jampi khusus yang fungsinya akan menghipnotis penontonnya. Mantera ini disebut dengan Pitunang Nabi Daud.
Basek (bambu gesek)
Alat musik Basek yang dibuat dari bambu wulung ini diciptakan oleh Joko Suranto. Merupakan alat musik bambu yang dimainkan dengan digesek diciptakan oleh Seniman yang berasal dari Depok.
Joko telah menggeluti Basek ini sejak tahun 1996. Saat ini alat musik dengan panjang sekitar 75 cm tersebut telah memiliki empat model dengan aneka variasi guna menarik perhatian, baik sebagai benda seni maupun sebagai benda hias atau souvenir dari bahan bambu wulung. Hasil kreatifitas tersebut telah melalui uji coba dalam pentas di berbagai tempat dan acara. Aneka Jenis Musik dari klasik hingga pop dapat dimainkan oleh Joko dengan baik, dari irama lembut menyayat hingga cepat dan dinamis dalam berkolaborasi dengan alat musik guitar. Bambu Gesek memang mirip dengan alat musik Biola dan Rebab, memiliki tiga buah senar, dimainkan dengan cara menggesek, namun memiliki nada dasar yang berbeda dari keduanya, dan Basek berada di antara keduanya, sehingga suara dan nadanya mampu menyesuaikan kedua Alat Musik tersebut (biola dan rebab).
Genggong
Genggong merupakan kesenian khas
Kabupaten Subang Jawa Barat. Asal kata Genggong diambil dari sebuah nama rawa /
ranca Genggong. Sebenarnya kata genggong lebih menunjukan nama kesenian daerah
/ hiburan rakyat yang terdiri dari berbagai macam alat musik tradisional yang
sering dimainkan untuk menyambut hari-hari bersajarah seperti peringatan
kemerdekaan negara Republik Indonesia.
Genggong Subang terbuat dari bambu
Berbeda dengan kesenian Genggong di Jawa Barat, ternyata di provinsi Bali ada alat musik yang mempunyai kesamaan nama “Genggong”. Alat musik tradisional Bali ini terbuat dari pelepah enau yang dimainkan dengan cara mengulum (yanggem).
Genggong Bali terbuat dari pelepah enau
Berbeda dengan kesenian Genggong di Jawa Barat, ternyata di provinsi Bali ada alat musik yang mempunyai kesamaan nama “Genggong”. Alat musik tradisional Bali ini terbuat dari pelepah enau yang dimainkan dengan cara mengulum (yanggem).
Genggong Bali terbuat dari pelepah enau
gambang sunda (arumba - alunan rumpu bambu)
arumba bukanlah sebuah alat musik, akan tetapi merupakan perpaduan beberapa alat musik yg terbuat dari bambu seperti angklung,calung, dan gambang sunda. arumba yg merupakan kepanjangan dari alunan rumpun bambu (the rythm of bamboos) dikembangkan oleh udjo ngalagena pada tahun 1971.
alat musik yg dibuat arumba berasal dari bambu ini dapat dinikmati dan ditampilkan dari berbagai jenis musik tradisional,klasik bahkan musik-musik mancanegara seperti cha-cha dan musik latin.
alat musik yg dibuat arumba berasal dari bambu ini dapat dinikmati dan ditampilkan dari berbagai jenis musik tradisional,klasik bahkan musik-musik mancanegara seperti cha-cha dan musik latin.
Butak (bambu jitak)
Butak
(Bambu Jitak)
Alat musik ini
tergolong berusia muda karena baru diciptkan pada bulan Mei 2008 oleh seorang
warga Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak Cilegon bernama Agus M Patria.
Butak merupakan
alat musik yang terbuat dari bambu, rami, rotan dan senar gitar listrik. Jenis
alat musik ini menimbulkan bunyi-bunyian merdu jika dimainkan. Caranya, senar
gitar listrik yang terbentang pada bambu dipukul-pukul menggunakan alat pemukul
yang terbuat dari kayu. Butak ini bisa untuk sebagai pendukung musik jazz,blues
dan lainnya. Dinamakan Butak dikarenakan cara memainkan alat musik ini dengan
cara dipukul / dijitak.
Langganan:
Postingan (Atom)