Karinding dimainkan dengan cara ditempelkan pada mulut. Salah
satu ujungnya dipukul-pukul kecil dengan menggunakan telunjuk. Getaran antara
karinding dan mulut tersebutlah yang dapat menghasilkan irama yang unik dan
menarik.
Ada
fakta seru nih!
Ternyata
karinding itu tak hanya menjadi alat musik saja, lho! Karinding juga bisa
mengusir sepi di malam hari dan bisa menjadi alat pengusir hama dari suara yang
dihasilkannya
Konon,
suara karinding bisa membuat hama padi tidak mendekat karena menyakitkan buat
hama tersebut. Keren, nggak, tuh? (Kidnesia/berbagai sumber/
foto: kfk.kompas)
eng� U g �'
`�%
elalang,
dan hama-hama di lahan lainnya. Karena merasa terganggu oleh frekuensi
ultrasonik ini, maka mereka pun akan pergi meninggalkan lahan. Oleh karena itu,
dulunya karinding merupakan alat musik buat iseng-iseng para
petani di lahan. Naah, temen-temen kebayang ga tuh jaman dahulu kala masyarakat
sunda sudah bisa menciptakan alat musik berfrekuensi ultrasonik yang bisa
mengusir serangga. Keren kaan??
Sementara itu, sumber lain menyebutkan karinding
juga berfungsi sebagai simbol percintaan, dan simbol kedewasaan. Fungsi yang
satu ini berasal dari desa Citamiang, Tasikmalaya. Disini, meniup karinding
seperti lompat batu di pulau Nias. Mereka yang sudah bisa memainkan karinding
dianggap sudah dewasa. Selain itu, konon dulunya karinding juga berfungsi
memikat hati wanita. Setiap karinding memiliki frekuensi yang berbeda, dan cara
meniup setiap orang pun berbeda. Maka, para wanita dahulu bisa mengenali
kedatangan kekasih hatinya dari suara karinding yang ia mainkan. So sweet ya? haha
Di atas sudah dijelaskan bahwa karinding terdiri
dari dua jenis, yang terbuat dari pelepah kawung dan bambu. Bedanya apa?? Jadi
begini, karinding yang terbuat dari kawung berasal dari daerah Tasikmalaya.
Karinding ini juga dinamakan karinding laki-laki, karena memang untuk dimainkan
para laki-laki. Bentuknya yang pendek membuat karinding ini mudah diletakkan di
wadah tembakau. Sedangkan karinding satu lagi yaitu karinding bambu biasa
dimainkan para wanita. Bentuknya yang tajam dan panjang membuatnya mudah ditancapkan
di rambut.
Emang asal mulanya karinding itu darimana sih?? Jadi, Berdasarkan Kamus Ensiklopedi Sunda, alat musik tradisional
Karinding ternyata lahir karena cinta. Konon, Kalamanda jatuh hati setengah
mati kepada seorang putri menak, Sekarwati. Ketika itu, orang tua si remaja
putri yang dari kalangan bangsawan memagari ketat anaknya. Mereka dipinggit.
Kalamanda gelisah. Sudah sekian lama ia memendam
rasa cintanya kepada Sekarwati. Akhirnya terbetik dalam benaknya membuat alat
untuk berkomunikasi. Dari pelepah nira atau kawung, Kalamanda
membuat sebuah waditra, yang kini dikenal dengan
nama Karinding.
Alunan suara yang dihasilkan dari getaran sembilu
kawung yang pipih itu mampu merasuk sukma Sekarwati. Akhirnya Kalamanda pun
bersanding dengan gadis idamannya itu. Kalamanda menamai alat ciptaannya itu
sekenanya saja, yakni Karinding. Wilayah Cineam ketika itu masih berupa
rawa-rawa.
Di lingkungan seperti itu, hidup binatang
sawah kakarindingan. Masyarakat di sekitar pesawahan
menyukai binatang itu karena bentuknya lucu. Tentu saja sang gadis pujaan
termasuk yang menyenanginya juga. Dengan spontan, Kalamanda menyebut alat musik
yang dibuatnya dengan Karinding. Para pemuda lalu mengikuti jejak Kalamanda.
Naah, itulah tadi sekilas tentang karinding. Gmana?
makin tertarik kah teman-teman untuk melestarikan budaya kita? Jangan sampai
karinding punah ya, dan minimal kita harus tahu apa itu karinding. Karena,
konon katanya, karinding itu sudah menjadi koleksi museum di Jepang. Masa
jepang tau kita engga? payah kan? Jadi, tetaplah mupusti seni
tradisi, karena itu adalah ciri pribadi Sajati
*departemen kajian budaya gentra
kaheman 2011, sumber: internet, wikipedia, banyak lah, asal mau
nyari. ;;;;)
dan di atas ini adalah 4 bagian cara memainkan karinding
Tidak ada komentar:
Posting Komentar